Dulu, obesitas dianggap sebagai masalah kesehatan yang hanya terjadi di negara-negara maju. Kini, kasus obesitas juga terjadi dan jumlahnya terus meningkat tajam di negara-negara berkembang, terutama di wilayah perkotaan.
Apalagi dengan konsumsi makanan yang tinggi gula, garam, dan lemak, serta berkurangnya aktivitas fisik harian, jumlah orang yang menderita obesitas makin banyak tiap harinya.
Tercatat ada sebanyak lebih dari empat juta kasus kematian berat badan berlebih atau obesitas pada tahun 2017 secara global.
Agar lebih terbayang betapa bahaya situasinya, pada artikel ini, Surat Dokter akan menyajikan data mengenai kasus obesitas di Indonesia dan juga di dunia.
Apa itu Obesitas?
Obesitas dan berat berlebih adalah kondisi dimana terjadi penumpukan lemak berlebih dalam tubuh seseorang yang dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan.
Orang dengan indeks massa tubuh (BMI) lebih dari 25-30 masuk dalam kategori berat badan berlebih dan yang BMI-nya lebih dari 30 sudah masuk kategori obesitas.
Kondisi ini dipicu oleh gaya hidup yang buruk, kurangnya aktivitas fisik dan olahraga rutin, serta konsumsi makanan dengan kandungan gula, garam, dan lemak yang tinggi.
Data Kasus Obesitas di Dunia
Berikut ini adalah fakta dan data terkait kasus obesitas dunia, menurut laporan WHO pada 2021.
- Kasus obesitas di seluruh dunia telah meningkat hingga hampir tiga kali lipat selama periode 1975-2021.
- Pada tahun 2016, tercatat ada lebih dari 1,9 miliar penduduk berusia 18 tahun ke atas yang mengalami kelebihan berat badan. Sekitar 34 persen dari angka tersebut (650 juta jiwa) masuk kategori obesitas.
- Pada tahun 2016, tercatat ada lebih dari 340 juta anak dan remaja usia 5-19 tahun yang mengalami berat badan berlebih atau obesitas.
- Selama periode 1975-2016, kasus berat badan berlebih dan obesitas pada anak dan remaja usia 5-19 tahun di seluruh dunia meningkat hingga lebih dari empat kali lipat, yaitu dari 4 persen menjadi 18 persen.
- Pada tahun 2020, tercatat sebanyak 39 juta anak balita mengalami berat badan berlebih atau obesitas pada tahun 2020.
- Anak yang hidup di negara berkembang mengalami kelebihan berat badan dan obesitas 30 persen lebih tinggi daripada anak yang tinggal di negara maju.
- Mayoritas penduduk dunia tinggal di negara-negara dimana kasus kematian akibat berat badan berlebih dan obesitas lebih tinggi daripada kasus kematian akibat berat badan kurang.
Baca Juga: Dengan Bobot 300 Kg, Fajri Termasuk Obesitas Ekstrim, Apa Itu?
Data Kasus Obesitas di Indonesia
Berikut ini adalah data kasus obesitas kategori dewasa (usia 18 tahun ke atas) di Indonesia milik World Bank pada tahun 2016.
- Sebanyak 8,9 persen perempuan mengalami obesitas dan 31,2 persen mengalami kelebihan berat badan.
- Sebanyak 4,8 persen laki-laki mengalami obesitas dan 25 persennya mengalami kelebihan berat badan.
Pada 2020, World Bank mencatat sebanyak 11,1 persen anak balita di Indonesia mengalami kelebihan berat badan.
Informasi terbaru mengenai kasus obesitas di Indonesia dirilis oleh WHO dan UNICEF pada tahun 2021 lalu.
Berikut ini rincian dari data yang dilaporkan.
- Jumlah orang dewasa yang masuk kategori berat badan berlebih dan obesitas di Indonesia meningkat hingga dua kali lipat dalam dua puluh tahun terakhir.
- Sekitar 20 persen dari total populasi anak usia sekolah dasar di Indonesia menderita berat badan berlebih atau obesitas.
- Sekitar 14 persen dari total populasi anak usia remaja di Indonesia menderita berat badan berlebih atau obesitas.***
Baca Juga:
- Obesitas atau Berat Badan Berlebih? Coba 3 Cara Menentukan Klasifikasi Berat Badan Anda Berikut Ini
- 8 Komplikasi Akibat Obesitas, Kondisi yang Merenggut Nyawa Fajri, Pemuda dengan Berat 300 Kg
- Pencegahan Obesitas: Langkah-langkah Sederhana untuk Membentuk Gaya Hidup Sehat
Referensi:
- who.int
- who.int/indonesia
- genderdata.worldbank.org
- data.worldbank.org
- worldbank.org