• Senin, 22 Desember 2025

Gangguan Kecemasan Bisa Terjadi pada Anak-Anak, Kenali Gejalanya!

Photo Author
- Jumat, 7 Juli 2023 | 12:00 WIB
Gangguan kecemasan dapat terjadi pada anak-anak (pexels.com/Kindel Media) - suratdokter.com
Gangguan kecemasan dapat terjadi pada anak-anak (pexels.com/Kindel Media) - suratdokter.com

Gangguan kecemasan (anxiety disorder) tidak hanya berpotensi terjadi pada orang dewasa, melainkan bisa pula terjadi pada anak-anak.

Semua orang, termasuk anak-anak juga bisa merasa khawatir dan cemas dan hal ini adalah sesuatu yang normal. Namun, sebagian anak mungkin lebih sensitif dan berpotensi mengalami gangguan kecemasan.

Gangguan kecemasan tersebut bisa berpengaruh terhadap performa akademiknya, cara dia berhubungan dengan orang-orang di sekitarnya, atau rasa percaya terhadap dirinya sendiri.

Sebelum masuk ke pembahasan mengenai gangguan kecemasan ini, orangtua harus tahu dulu apa saja hal-hal yang berpotensi menimbulkan rasa cemas pada diri anak.

Penyebab Timbulnya Rasa Cemas pada Anak


Anak-anak dapat merasa cemas akibat dan terhadap hal yang berbeda seiring usianya bertambah. Sebagian besar rasa cemas yang muncul itu juga sebenarnya adalah hal yang normal terjadi sebagai bagian dari proses pertumbuhannya.

Anak usia enam bulan sampai tiga tahun biasanya merasa cemas ketika jauh atau berpisah dari orangtuanya. Anak jadi lebih menempel pada orangtuanya dan sering menangis ketika harus berpisah dari orangtua atau pengasuhnya.

Perilaku tersebut adalah hal yang normal dan akan berhenti sendiri begitu anak memasuki usia dua hingga tiga tahun.

Anak-anak usia prasekolah umumnya juga mulai memiliki ketakutan atau fobia pada hal atau objek tertentu, seperti ketakutan terhadap binatang, air, ketinggian, darah, atau kegelapan. Dan biasanya, ketakutan ini juga akan menghilang dengan sendirinya pelan-pelan.
Baca Juga: Apakah Depresi Sama dengan Gangguan Kecemasan?

Seiring bertambahnya usia dan lingkup sosial anak juga makin meluas, muncul hal-hal lain yang menimbulkan rasa cemas pada diri anak, contohnya:

  • sering berpindah lokasi rumah atau sekolah

  • orangtuanya kerap bertengkar atau berdebat, terutama jika situasi terjadi di depan anak

  • teman dekat atau anggota keluarganya ada yang meninggal dunia

  • mengalami kecelakaan yang membuatnya sakit parah, terluka, atau cedera

  • mengalami masalah yang berkaitan dengan kehidupannya di sekolah, seperti persiapan menjelang ujian atau menjadi saksi atau korban perundungan

  • dilecehkan atau diabaikan oleh lain, terutama jika dilakukan oleh orang terdekat dan terjadi di depan orang lain


Meski rasa cemas adalah hal yang normal dirasakan oleh anak, namun sebagian anak memang terlahir dengan tingkat kecemasan yang lebih tinggi dari anak lainnya. 

Jika anak Anda menderita ADHD atau autisme, ada potensi anak Anda juga mengalami gangguan kecemasan.

Kondisi kesehatan mental dari orang-orang yang menghabiskan waktu dengan sang anak juga berpengaruh terhadap munculnya rasa cemas berlebih ini. Anak dari orangtua yang menderita gangguan kecemasan juga biasanya akan mengalami gangguan mental yang sama.

Gejala Gangguan Kecemasan pada Anak


Anak dikatakan mengalami gangguan kecemasan apabila rasa cemas yang dirasakannya mulai berpengaruh terhadap cara dia berperilaku dan menjalani kehidupannya sehari-hari.

Sebagai contoh, semua anak pada umumnya akan merasa cemas menjelang hari ujian. Namun, anak dengan gangguan kecemasan bisa merengek dan menolak untuk berangkat ke sekolah di hari ujian tersebut karena rasa cemas yang berlebihan.

Tingkat kecemasan separah itu berbahaya bagi kesehatan mental dan perkembangan emosi anak, serta menurunkan kepercayaan dirinya. Anak akan cenderung jadi lebih pendiam dan sebisa mungkin menghindari situasi yang membuat mereka cemas.

Berikut ini adalah gejala-gejala gangguan kecemasan pada anak yang perlu orangtua waspadai.

  • Anak sulit berkonsentrasi

  • Anak tidak bisa tidur atau sering terbangun di malam hari dan bermimpi buruk.

  • Anak mengompol, meskipun biasanya sudah tidak pernah begitu.

  • Anak tidak nafsu makan atau tidak bisa makan dengan benar.

  • Anak jadi cepat marah dan mudah tersinggung.

  • Anak kerap mengeluh sakit perut dan tidak enak badan.

  • Anak melampiaskan emosinya dengan meledak-ledak atau lebih intens dari biasanya.

  • Anak kerap khawatir atau berpikiran negatif.

  • Anak mudah tegang atau gelisah, biasanya ditandai dengan sering ke toilet atau telapak tangan berkeringat.

  • Anak jadi lebih menempel pada orangtua.


Untuk anak-anak usia sekolah, gejala yang muncul bisa berupa:

  • tidak percaya diri untuk menghadapi tantangan sederhana atau mencoba hal-hal baru

  • mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi

  • mengalami gangguan tidur

  • mengalami gangguan makan

  • mudah marah dan melampiaskannya dengan meledak-ledak

  • kerap berpikir negatif

  • menghindari aktivitas yang membuatnya harus berinteraksi dengan orang lain


Apa yang Harus Orangtua Lakukan Jika Anak Merasa Cemas?


Hal paling pertama yang Anda harus lakukan adalah mengajak anak berdialog tentang rasa cemas yang dia rasakan. Validasi perasaan mereka dan yakinkan mereka bahwa Anda paham apa yang mereka rasakan.

Anda bisa juga jelaskan apa itu rasa cemas dan apa dampaknya terhadap tubuhnya. Hal ini membantu mereka lebih memahami tentang apa yang mereka rasakan dan bagaimana menyikapinya.

Berikutnya, bantulah mereka untuk menemukan solusi yang tepat atas hal-hal yang membuat mereka cemas.

Sebagai contoh, anak merasa cemas karena dia diminta tampil untuk acara di sekolah. Alih-alih memberitahunya untuk menolak tawaran tersebut karena dia merasa cemas, Anda bisa tawarkan diri untuk membantunya latihan dan datang ke acara tersebut untuk memberikannya dukungan. 

Secara tidak langsung, anak akan menyadari bahwa rasa cemasnya adalah perasaan yang valid, namun hal itu bukanlah penghalang baginya untuk melakukan atau mencoba sesuatu.

Beberapa tips lain yang bisa Anda lakukan untuk membantu meredakan rasa cemas pada anak, antara lain:

  • ajari anak untuk mengenali gejala kecemasan yang ia rasakan

  • ajarkan anak bagaimana cara mengelola rasa cemasnya

  • dorong mereka untuk berani meminta bantuan jika mereka membutuhkannya

  • usahakan rutinitas harian anak dilakukan secara teratur (tidak sering berubah-ubah)

  • apabila anak merasa cemas karena kejadian seperti kehilangan keluarga terdekat atau berpisah dengan teman, coba ajak dia membaca buku atau menonton film yang dapat membantunya memahami perasaannya

  • apabila Anda akan melakukan perubahan besar, seperti pindah rumah, komunikasikan ke anak jauh-jauh hari agar mereka tidak kaget dan paham alasan dibalik keputusan Anda

  • coba untuk tidak bersikap terlalu protektif terhadap anak

  • lakukan latihan relaksasi sederhana bersama anak


Penanganan yang Tepat untuk Anak dengan Gangguan Kecemasan


Konseling dengan psikolog juga bisa membantu anak Anda memahami sumber kecemasan mereka dan bagaimana cara mengatasinya secara mandiri.

Opsi penanganan yang bisa diambil yaitu terapi perilaku kognitif (CBT). CBT adalah terapi bicara untuk membantu anak dalam mengelola rasa cemas dalam dirinya dengan mengubah perilaku dan cara berpikirnya.

Untuk gangguan kecemasan yang parah atau kondisi anak tidak membaik pasca terapi bicara, dokter bisa menawarkan obat untuk kecemasan. Namun, perlu diingat bahwa obat ini hanya boleh dikonsumsi berdasarkan resep dokter spesialis kesehatan mental untuk anak dan remaja.***

 

Baca Juga:

 

Referensi:

  • https://www.nhs.uk/mental-health/children-and-young-adults/advice-for-parents/anxiety-in-children/

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: A Salsabila Istiqlal

Tags

Terkini

Terpopuler

X