• Senin, 22 Desember 2025

Distres pada Anak: Masalah Psikologis yang Tidak Boleh Dianggap Sepele

Photo Author
- Sabtu, 5 Agustus 2023 | 10:00 WIB
Masalah distres pada anak perlu mendapat penanganan profesional agar tidak memburuk (Freepik/8photo) - suratdokter.com
Masalah distres pada anak perlu mendapat penanganan profesional agar tidak memburuk (Freepik/8photo) - suratdokter.com

Suratdokter.com - Distres pada anak merupakan masalah psikologis yang tidak bisa diremehkan, sebab ia memiliki dampak yang besar pada kesehatan mental anak ke depannya. Kali ini, kita akan membahas seluk beluk distres yang dialami pada usia anak-anak, mulai dari gejala, penyebab, hingga cara mengatasinya.

Mengenal distres pada anak


Distres diartikan sebagai keadaan emosional di mana seseorang merasa kewalahan dengan tekanan yang dialami. Kondisi ini bisa mempengaruhi banyak aspek dalam kehidupan, seperti mengambil keputusan, masalah kesehatan mental, dan lain sebagainya.

Sama halnya dengan orang dewasa, distres pada anak juga mempengaruhi kondisi psikologis mereka. Anak-anak yang mengalami distres biasanya akan mengalami penurunan semangat yang bisa berujung ke arah depresi dan kecemasan.

Untuk mengatasi distres pada anak, orang tua maupun pengasuh harus bisa mengenali gejala-gejalanya dan memberikan dukungan agar anak merasa lebih nyaman dan bisa mengatasi permasalahan dengan cara yang lebih sehat.

Gejala distres pada anak


UNICEF membagi beberapa gejala distres pada anak berdasarkan kelompok usia mereka. Respon ini sebenarnya wajar ketika anak dihadapkan dengan situasi yang sulit. Namun, apabila respon ini berlangsung dalam jangka panjang, maka Anda perlu menghubungi ahli.



















Usia Gejala
0 - 3 tahun

  • Ingin lebih sering dekat dengan orang tua atau pengasuh dibandingkan biasanya

  • Kemunduran perilaku, misal mengompol atau menghisap jari

  • Perubahan pola tidur dan pola makan

  • Mudah marah

  • Lebih hiperaktif

  • Lebih mudah takut terhadap sesuatu

  • Lebih sering menangis

  • Lebih banyak menginginkan sesuatu


4 - 6 tahun

  • Bersikap clingy atau menempel pada orang dewasa

  • Kemunduran perilaku, seperti mengompol atau menghisap jari

  • Pola makan dan tidur berubah

  • Mudah marah

  • Sulit berkonsentrasi

  • Menjadi hiperaktif atau tidak aktif sama sekali

  • Tidak banyak bicara maupun bermain

  • Merasa lebih cemas dan khawatir


7 - 12 tahun

  • Menarik diri dan tidak banyak bergaul

  • Merasa mudah khawatir dan gelisah

  • Pola tidur dan pola makan berubah

  • Menunjukkan perilaku agresif

  • Mudah tersinggung

  • Merasa takut

  • Kemampuan konsentrasi dan daya ingat buruk

  • Mengeluhkan sakit fisik namun tidak ada masalah apapun ketika diperiksa

  • Merasa bersalah atau menyalahkan diri sendiri



Baca Juga: Kekuatan Pikiran Positif: Mengubah Pola Pikir untuk Kesehatan Mental yang Baik

Penyebab distres pada anak


Distres psikologi yang dialami anak biasanya disebabkan oleh hal-hal berikut.

1. Bencana


Anak-anak yang selamat dari bencana alam rentan mengalami distres psikologi, sebab mereka kehilangan banyak hal dan harus menyesuaikan diri dengan kehidupan yang serba terbatas.

2. Faktor sosial


Bagi orang dewasa maupun anak-anak, perubahan hidup yang mendadak bisa menimbulkan distres. 

Pindah rumah, kematian anggota keluarga, atau diskriminasi sosial bisa menimbulkan distres pada anak. Selain itu, distres juga disebabkan oleh masalah hubungan dengan orang terdekat.

3. Faktor lingkungan


Tinggal di lingkungan yang tidak aman dan kurang layak juga bisa menjadi faktor penyebab munculnya distres pada anak. 

4. Faktor ekonomi


Anak yang tinggal dengan keluarga yang kekurangan, memiliki banyak hutang, atau orang tuanya tidak memiliki pekerjaan rentan mengalami distres psikologi yang bisa menimbulkan masalah di kemudian hari.

Baca juga:

Mengatasi distres pada anak


Jika anak Anda mengalami distres, berikut cara yang bisa Anda lakukan sebagai pertolongan pertama.

1. Latihan pernapasan


Metode ini dinilai efektif untuk mengatasi ketegangan dan kecemasan yang timbul sebagai gejala distres pada anak. Sebab, oksigen yang kita hirup melalui pernapasan perut bisa masuk lebih dalam ke paru-paru.

Anda bisa mengajarkan pada anak untuk menaruh tangan mereka di perut, lalu minta mereka untuk menarik napas dalam-dalam memalui hidung selama 5 detik. Tahan beberapa saat sebelum meminta anak untuk mengembuskan melalui mulut. 

2. Guided imagery


Metode relaksasi dengan membayangkan suatu tempat yang tenang ini bisa Anda coba untuk menenangkan anak ketika sedang merasa kewalahan.

Minta anak untuk duduk atau berbaring sambil menutup mata dalam keadaan rileks. Jika sudah, praktekkan latihan bernapas seperti cara yang sudah diuraikan sebelumnya. Anda bisa mulai bercerita mengenai suatu tempat yang tenang dan meminta anak untuk membayangkan tempat tersebut di pikirannya.

Sebagai contoh, Anda bisa menceritakan suasana di pantai yang sepi. Deskripsikan juga berbagai sensasi yang dirasakan tubuh, misal pasir yang lembut, angin sepoi-sepoi yang semilir, dan suara ombak yang menenangkan. Jika sudah, minta anak untuk menggerakkan jarinya perlahan dan membuang napas sebelum membuka mata.

3. Menulis surat


Minta anak untuk menulis surat atau menggambar di selembar kertas untuk orang yang mereka rindukan (bisa teman maupun anggota keluarga yang lama tidak berjumpa). 

Anda bisa juga meminta anak untuk menuliskan apa yang akan mereka lakukan jika orang tersebut ada di sini, apa yang membuat anak menyayangi mereka, dan kenangan terbaik apa yang anak miliki tentang orang tersebut.

4. Menyediakan ruang bagi anak untuk mengekspresikan perasaan


Hal yang paling penting adalah menjadi orang tua yang waspada dengan apa yang anak rasakan. Biarkan anak untuk mengekspresikan perasaan mereka dan jangan langsung menyalahkan anak. 

Ketika anak sudah selesai meluapkan perasaannya, bicara dengan lembut ke anak serta validasi perasaannya. Membuat anak merasa didengar adalah salah satu kunci untuk mengatasi distres, sehingga Anda perlu merespon secara bijaksana dan tidak gegabah.

Apabila masalah distres pada anak tetap berlanjut, jangan segan untuk meminta bantuan profesional agar anak mendapat penanganan yang tepat.***

Baca Juga:

Penulis: Habibah

Editor: Niqi Carrera

Referensi:

  • unicef.org

  • betterrelationships.org.au

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Terkini

7 Nilai Utama yang Perlu Diajarkan Pada Anak Lelaki

Minggu, 30 November 2025 | 23:31 WIB

7 Nilai Utama yang Perlu Diajarkan pada Anak Perempuan

Minggu, 30 November 2025 | 23:30 WIB

Tips Menghadapi Anak Balita yang Sedang Tantrum

Minggu, 30 November 2025 | 22:51 WIB

Terpopuler

X